Friday, November 9, 2018

Pengail Rindu



Ramadan ketiga kian berlabuh,
Masih tergiang esakan  dipenjuru itu,
Mengusap lembut bahu kirinya,
Ditempis ghairah pemiliknya,

Ramadan sudah pun menyembah,
Dia masih seperti itu,
Tidak berganjak sezarah pun,
Menjeling penuh getir dan perih,

Ramadan kian pantas berganjak,
Sepi itu makin galak membisa,
Wajah redup itu sudah terbang jauh,
Meninggalkan calar pada tangisan,

Merah tanah seperti merintih pilu,
Seperti memahami ronta nurani,
Merayu ditarik untuk kembali,
Tetapi tidak terdaya oleh kami,

Kini, jarak makin menjauh deras,
Hanya doa yang mampu digari,
Semoga meresap kilat penghuni akhirat,
Diringankan beban seksaan bumi,

 Kehidupan kita sudah berbeza,
Tetapi rindu itu makin rancak,
Keadaan semakin tidak menentu,
Ditemani benih kekuatan disisi,

Kupanahkan alunan al-Quran,
Agar mampu mengikis rasa pedih itu,
Agar mampu mengoyak rasa sakit itu,
Agar  mampu ditempis rasa calar itu,

Kau, aku adalah penghubung,
Aku adalah amalanmu,
Aku adalah manfaatmu,
Moga kau tenang di alam Abadi.



( Cacah )

No comments:

Post a Comment