Ramadan ketiga
kian berlabuh,
Masih tergiang
esakan dipenjuru itu,
Mengusap lembut
bahu kirinya,
Ditempis ghairah
pemiliknya,
Ramadan sudah pun
menyembah,
Dia masih seperti
itu,
Tidak berganjak
sezarah pun,
Menjeling penuh
getir dan perih,
Ramadan kian
pantas berganjak,
Sepi itu makin
galak membisa,
Wajah redup itu
sudah terbang jauh,
Meninggalkan calar
pada tangisan,
Merah tanah
seperti merintih pilu,
Seperti memahami
ronta nurani,
Merayu ditarik
untuk kembali,
Tetapi tidak
terdaya oleh kami,
Kini, jarak makin
menjauh deras,
Hanya doa yang
mampu digari,
Semoga meresap
kilat penghuni akhirat,
Diringankan beban
seksaan bumi,
Tetapi rindu itu
makin rancak,
Keadaan semakin
tidak menentu,
Ditemani benih
kekuatan disisi,
Kupanahkan alunan
al-Quran,
Agar mampu
mengoyak rasa sakit itu,
Agar mampu ditempis rasa calar itu,
Kau, aku adalah
penghubung,
Aku adalah
amalanmu,
Aku adalah
manfaatmu,
Moga kau tenang di
alam Abadi.
( Cacah )
No comments:
Post a Comment